PERKEMBANGAN Gereja di Sulawesi Utara sangat pesat. Pertumbuhan makin bertumbuh dengan dibarengi intensnya pelayanan.
Salah satunya di Jemaat GMIM Getsemani Poigar di Minahasa Selatan.
Perkembangan jemaat di sini ternyata dimulai pada Tahun 1814 silam!
Awal mula pembentukan jemaa dimulai oleh sosok bernama Lampus yang merupakan guru utusan Nederlands Zendeling Genodschap (Adalah sebuah Serikat Misonaris Negeri Belanda dan merupakan suatu organisasi yang berkarya dalam bidang pengabaran Injil dan penyebar agama Kristen) masuk dan berbaur dengan warga Pinayaran (saat ini Poigar).
Lampus akhirnya menetap di Pinayaran dan mengabdikan diri di sekolah yang dibangun warga dan tua-tua kampung.
Keahlian Lampus ternyata bukan saja sebagai guru, tapi memiliki kemampuan religius mengenai ajaran Kristen Protestan.
Lampus pun mengajarakan ajaran-ajaran Kristen pada warga, disamping tugas utama sebagai pengajar.
56 tahun berselang, tepat pada bulan November 1870, pesatnya perkembangan penduduk dan meningkatnya kepercayaan warga akan ajaran Kristen Protestan, maka disepakati pembentukan jemaat.
Dengan berbagai pertimbangan serta sejumlah masukan, jemaat Poigar akhirnya jadi wilayah yang disebut resort.
Itupun khusus untuk pelayanan mengenai ajaran-ajaran Kristen. Jemaat/Resort Poigar merupakan bagian dari Resort Desa Kumelembuai.
Pelayanan injil di Jemaat Poigar saat itu dijalankan Pendeta Oelfres yang merupakan pendeta pelayanan di Resor Kumelembuai.
Pada tahun 1889, atau 19 tahun setelah terbentuk resor pelayanan tersebut, diangkatlah seorang guru jemaat. Itupun sesuai penempatan dari Resor Kumelembuai, yang merupakan sentra pelayanan di Resor Poigar.
Guru jemaat pertama di Poigar yakni Johan Sondakh. Selain guru jemaat, ditempatkan juga seorang Penlong Soleman Tampemawa, yang berasal dari Desa Pontak (disadur dari laman Google, penlong diibaratkan penolong). Dalam kurun waktu 18 tahun (1889-1907), Johan Sondakh dan Soleman Tampemawa memberitakan injil di Poigar.
Selain keduanya, Poigar juga sering dikunjungi Pendeta Grafland yang merupakan penginjil dari Resor Amurang.
Lembaran baru perkembangan injil di Resor Poigar, dimulai pada Oktober tahun 1922. Saat itu, pergantian guru jemaat dan penlong dilakukan.
Awal pergantian, Guru Jemaat Johan Sondakh digantikan Aritarskus Polla. Sementara, Penlong yang dijabat Soleman Tampemawa, digantikan Robert Paat dari Resor Picuan. Satu tahun bertugas, Polla dan Paat diganti.
Pada kurun waktu 1923-1924, Resor Poigar memiliki guru jemaat baru, yakni Marthen Sondakh dan Penlong bermarga Kumolontang asal Motoling.
Hanya setahun saja, pada tahun 1925-1928, Penlong Kumolontang digantikan Lukas Pondaag. Sementara, guru jemaat masih dipercayakan kepada Marthen Sondakh.
Pada periode 1929, perkembangan Injil mengalami perubahan pesat, termasuk di Resor Poigar.
Jika sebelumnya hanya ditempatkan guru jemaat dan penlong, kali ini struktur pelayanan memiliki seorang penatua dan syamas. Tahun itu, Guru Jemaat adalah Lukas Salindeho, Penlong Daniel Kawulur dan jabatan Penatua dipegang JL Sondakh serta Syamas oleh Sibol Toloh-Rugian-Rondonuwu.
Pada tahun 1930, Ayub Paisa menggantikan Guru Jemaat Lukas Salindeho. Dan JL Sondakh dan Sibol-Toloh-Rugian-Rondonuwu diangkat sebagai majelis gereja resor Poigar. Pengangkatan kostor pun dilakukan dan jabatan tersebut diisi Robert Salem.
Dalam masa pelayanan tersebut, pada 1934 sejarah pelayanan Injil di Tanah Minahasa menciptakan sejarah.
Pada bulan September 1934 tepatnya tanggal 30, ajaran para penginjil akhirnya membentuk organisasi bernama Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM). Organisasi ini pun resmi berdiri sendiri (BERSINODE) mulai saat itu hingga kini.
Dua tahun berselang, posisi penlong berubah. Daniel Kawulur digantikan Johan Polla. Jabatan Polla bertahan selama 4 tahun dan berakhir pada 1940.
Disatu sisi, pasca GMIM Bersinode, Resor/Jemaat Poigar resmi masuk klasis Kumelembuai dengan Ketua Klasis Pendeta Bertus Mundung. Sebelumnya jabatan Klasis Kumelembuai dipegang Predekant De Vrede.
Tahun 1940-1942, Penlong dijabat seorang bermarga Wokas. Menyusul satu tahun kemudian, posisi Penlong berganti dari Wokas ke Penlong bermarga Goni.
Pada tahun 1945, Resor Poigar akhirnya dipimpin (guru jemaat) Ch J Salem.
Tahun 1946-1948, Penlong bermarga Massie asal Langowan masuk dan menggantikan Goni. Selanjutnya, pada tahun 1949-1950, Penlong Massie digantikan Penlong bermarga Mamesah. Pada Tahun 1951-1954, Johan Polla untuk kedua kalinya dipercayakan menjabat Penlong setelah diganti pada Tahun 1940 silam.
Perubahan terjadi di Tahun 1954. Struktur majelis gereja di Resor Poigar berubah dalam bentuk badan pekerja. Mengikuti itu, jabatan baru dengan sebutan Penatua (disadur berbagai sumber, Penatua artinya tua-tua atau orang yang dituakan di salah satu wilayah) ditetapkan. Komposisi badan pekerja saat itu, yakni, Ketua Penatua (Pnt) Ayub Paisa, Penulis Pnt CHJ Salem dan Penyimpan Pnt AE Tampemawa. Tahun 1954, Jemaat Poigar akhirnya berpisah dari wilayah Klasis Kumelembuai dan masuk wilayah Ongkaw. Tahun itu, Pendeta pelayanan di wilayah Ongkaw bernama Saul Sumolang.
Tahun 1961 – 1965, struktur badan pekerja majelis gereja kembali berubah. Termasuk jabatan didalamnya. Saat itu, badan pekerja majelis masih diketuai Pnt Ayub Paisa.
Namun, jabatan sekretaris dan bendahara merupakan jabatan baru ditetapkan dan dijabat Pnt SP Toloh. Pun, saat itu Jemaat Poigar dibagi dua kelompok wilayah pelayanan, yakni, Kelompok Utara dan Kelompok Selatan.
Pun, saat itu belum ada pembagian kolom jemaat. Pada tahun 1966, akhirnya disepakati pengurus badan pekerja majelis gereja diberi tugas dengan periode selama 4 tahun pengabdian, dihitung tahun diangkat. Tahun 1966-1969 struktur badan pekerja yakni, Ketua Pnt Ayub Paisa, Sekretaris Pnt Marthen Roring, Bendahara Syamas (Sym) Ibu Toloh-Umpel. Selain kebijakan masa tugas empat tahun, pada saat itu akhirnya dibentuklah kolom jemaat sebanyak enam kolom. Pembagian kolom waktu itu disesuaikan dengan jumlah pembagian lingkungan/jaga dari pemerintah desa yang membagi Poigar dengan enam lingkungan. Sementara itu, jabatan pendeta pelayanan wilayah Ongkaw berganti dari Pdt Saul Sumolang ke Pdt CH Lengkey. Kemudian, pengangkatan guru agama dilakukan dan dijabat Jantje Singal.
Struktur badan pekerja majelis gereja/jemaat mengalami sejumlah pergantian. Tahun 1970 – 1973, jabatan ketua dipegang Pnt Robert Rugian, Sekretaris Sym Marthen Roring, Bendahara Pnt D Rondonuwu-Sondakh, Guru Agama Bern Slat (kemudian digantikan M Kawengian tahun 1973). Tahun 1974-1977, struktur badan pekerja hanya berubah di beberapa jabatan, yakni, bendahara dijabat Pnt F Rondonuwu.
Dan pendeta pelayanan wilayah Ongkaw berganti dari Pdt CH Lengkey ke Pdt Nona F Lapian (Tahun 1977, Pdt Nona Lapian digantikan Pdt J Makarawung). Kemudian, tahun 1978, Guru Agama yang dijabat M Kawengian sejak 1973 digantikan Ibu Salem-Kambey.
Seiring waktu, jemaat Poigar pun akhirnya bisa mandiri dan berhasil membangun gedung gereja baru.
Pada 19 Juli 1981 merupakan sejarah berdirinya Jemaat Getsemani Poigar serta keberadaan gedung gereja.
Editor : Fabyan Ilat