get app
inews
Aa Text
Read Next : Mengenal DLBCL Lymphoma, Kanker Langka yang Diderita Ari Lasso

Obati Penyakit Kanker dengan Cara Kemoterapi Memberantas Sel Kanker

Sabtu, 19 Februari 2022 | 08:17 WIB
header img
Deteksi kanker payudara sejak dini dengan cara mudah. (Foto ilustrasi: Unsplash)

PENGOBATAN dari penyakit kanker itu ada bermacam-macam bisa dengan bedah, radiasi, kemoterapi, atau bisa dengan kombinasi. Itu tergantung dari jenis kanker apa yang dialami penderitanya.

"Sebagaimana kita ketahui bahwa tubuh terdiri dari kumpulan organ-organ yang mana organ itu disusun oleh jaringan tubuh. Dan jaringan tubuh disusun oleh kumpulan sel-sel. Sementara itu untuk sel-sel tubuh yang berkembang tak terkendali/abnormal dinamakan kanker," imbuh dokter Harlinda Haroen dalam acara Health Talk tentang Penatalaksanaan Penyakit Kanker dengan Kemoterapi yang diadakan Siloam Hospital Manado.

Ditambahkannya, bahwa sifat-sifat sel kanker pertumbuhannya sangat cepat dibanding sel normal dan merusak organ sekitarnya serta dapat menyebar sampai bermutasi, tutur dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato Onkologi Medik ini. 

Kanker terdiri menjadi 2 jenis yaitu kanker Hemopoietik (kanker darah) dan Kanker Limpopoietik, termasuk Leukimia, limfoma, multiple mieloma. Dan ada kanker padat (solid), misalnya tumor ganas pada payudara, paru-paru, dan prostat.

Kemoterapi adalah prosedur untuk mengobati penyakit kanker dengan cara memberantas sel-sel kanker dalam tubuh penderita menggunakan obat-obatan. Obat tersebut bekerja dengan cara membunuh, mencegah penyebaran, atau menghentikan pertumbuhan sel kanker.

Kemoterapi dapat diberikan pengobatan baik secara oral berupa obat-obatan yang diminum, maupun berupa injeksi seperti melalui infus.

"Kemoterapi bekerja pada sel yang berproliferasi, yang artinya sel yang selalu tumbuh secara terus-menerus seperti misalnya pada rambut, untuk sel-sel yang tidak berproliferasi misalnya sel otot, tulang, saraf, dan otak," ucap dokter Harlinda.

Pemberian kemoterapi bermaksud untuk menyembuhkan kanker seperti leukemia. Memperpanjang hidup dan memperpanjang interval bebas kanker, serta menghentikan progresi kanker.

Dapat mengecilkan volume kanker, dan sebagai terapi paliatif serta menghilangkan gejala-gejala akibat obat. Karena keterbatasan manfaat kemoterapi kadang-kadang dikombinasikan dengan pengobatan lain untuk mendapatkan manfaat yang lebih baik.

Ada pemberian kemoterapi Adjuvant, yaitu kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, sementara untuk kemoterapi yang diberikan sebelum operasi dinamakan kemoterapi Neo Adjuvant.

Sedangkan kemoterapi paliatif adalah untuk mengurangi besar tumor yang menyebabkan nyeri atau sulit bernafas.

"Jadi ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, yaitu kapan kita melakukan pemilihan obat kemoterapi. Jadi harus tepat indikasinya, jenisnya, dosisnya, waktu dan caranya, serta waspada terhadap efek samping", imbuhnya. Untuk dapat memilih obat yang paling tepat bagi penderita ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu jenis kankernya, apakah penderita hemosensitifitas terhadap kankernya, seberapa banyak populasi kankernya, dan presentasi sel kanker yang terbunuh seberapa besar, siklus pertumbuhan sel kankernya, serta imunitas tubuh penderita/pasien.

Sitostatika tidak hanya mempengaruhi sel tumor, tetapi juga sel-sel yang sehat. Namun begitu, sel-sel yang sehat akan lebih cepat untuk regenerasi. Juga diperlukan waktu antara pemberian kemoterapi, misalnya ada yang diberikan dalam 14 hari, 21 hari, atau 4 minggu.

Efek samping yang timbul tidak berhubungan langsung dengan bekerjanya kemoterapi. Secara umum kemoterapi berpengaruh pada saluran cerna seperti mulut yang sariawan, lambung yang mengakibatkan mual dan muntah, usus yang menyebabkan diare/sembelit.

Sementara pada sumsum tulang belakang, HB pada sel darah merah bisa turun, Trombosit, sel darah putih juga bisa turun. Pada rambut dapat mengalami kerontokan dan kulit menjadi kering, fungsi genitalia, pada wanita menstruasi tidak teratur sementara pada pria gairah seksual menurun.

Sebelum menjalani kemoterapi pasien harus menjalani pemeriksaan awal, tujuannya untuk mengantisipasi efek samping. Pemeriksaan darah yang lengkap, tes fungsi ginjal, dan tes fungsi hati, pemeriksaan jantung serta foto thorax. 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut