get app
inews
Aa Read Next : Mengenal Kain Bentenan, Batik Khas Minahasa dan Dimuseumkan di 2 Negara Eropa

Mengenal Bentenan, Kain Tradisional Suku Minahasa yang Dibuat pada Abad ke 7

Rabu, 06 Maret 2024 | 13:05 WIB
header img
Salah satu motif Kain Bentenan khas Minahasa, Sulawesi Utara. Foto/Istimewa

MANADO, iNewsManado.com – Kain Bentenan merupakan kain tradisional suku Minahasa. Kain Bentenan menjadi salah satu warisan budaya yang banyak dicari wisatawan lokal dan mancanegara.

Dikutip berbagai sumber, Kain Bentenan telah ada sekira abad ke-7.

Dulunya, kain bentenan ini berbahan dasar dari serat kulit kayu yang disebut Fuya, diambil dari Pohon Lahendong dan Pohon Sawkouw, serta nenas dan pisang yang disebut Koffo. Pun, proses penenunan menggunakan benang baru dilakukan pada abad 15 oleh suku Minahasa di Desa Bentenan di Minahasa.

Sejarah kain bentenan ini, sebelum dibuat diadakan ritual pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Proses pembuatan Kain Bentenan sangat rumit dan memakan waktu yang lama. Cara awalnya, kain bentenan ditenun dengan teknik dobel ikat, benang yang membentuk lebar kain (pakan) disebut Sa’lange dan benang yang memanjang (lungsi) disebut Wasa’lene.

Teknik double ikat seperti ini adalah teknik tenun ikat dengan tingkat kesulitan yang tinggi, sangat jarang teknik ini digunakan di daerah lain. Motif yang dapat tercipta dari teknik ini akan bergambar halus, rumit dan sangat unik.

Kain Bentenan ditenun tanpa terputus menghasilkan sebuah kain berbentuk silinder atau tabung. Kemudian dalam proses pewarnaan, kain Bentanan menggunakan zat pewarna alami yang berasal dari tumbuhan yang tumbuh di wilayah tersebut.

Warna biru atau hijau biasanya diperoleh dari pohon Taun, kemudian apabila ditambah dengan air kapur sirih, maka warna biru itu akan berubah menjadi hitam. Semak Lenu (morinda bractenta) untuk warna kuning dan apabila dicampur air kapur sirih akan menjadi warna merah.  Lelenu (peristrophe tinctoris) untuk warna merah, Sangket (homnolanthus paulifolius) kulitnya menghasilkan warna hitam.

Harga Kain Bentenan dijual mulai dari Rp600.000 dan untuk kain Bentenan Print dijual dengan harga mulai dari Rp50.000 per meter.

 

Kain Bentenan memiliki tujuh motif:

1. Tonilama

Tenun dari benang putih, tidak bewarna, dan merupakan kain putih.

 

2. Sinoi

Tenun dengan benang warni-warni dan berbentuk garis-garis.

 

3. Pinatikan

Tenun dengan garis-garis motif jala dan bentuk segi enam, merupakan pertama di tenun di Minahasa.

 

4. Tinompak Kuda

Tenun dengan aneka motif berulang.

 

5. Tononton Mata

Tenun dengan gambar manusia.

 

6. Kalwu Patola

Tenun dengan motif tenun pantola India.

 

7. Kokera

Tenun dengan motif bunga warna-warni bersulam manik-manik.

 

Editor : Fabyan Ilat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut