PYONGYANG, iNews.id - Korea Utara (Korut) memaksa rakyatnya melaksanakan 11 hari berkabung untuk memperingati 10 tahun kematian mantan Pemimpin Kim Jong-il pada 17 Desember 2021.
Sumber di negara itu mengatakan kepada Radio Free Asia (RFA) bahwa pemerintah Korut melarang rakyatnya tertawa, minum alkohol atau mabuk, belanja dan rekreasi selama 11 hari masa berkabung.
Kim Jong-il menggantikan ayahnya, Pendiri Korut Kim Il-sung, ketika Kim Il-sung meninggal pada tahun 1994. Kim Jong-il memerintah negara itu sampai kematiannya sendiri pada 2011, dan kemudian digantikan putranya, pemimpin saat ini Kim Jong-un.
Pemerintahan Kim Jong-il bertepatan dengan salah satu periode tergelap dalam sejarah Korea Utara, saat tragedy kelaparan 1994-1998, yang menewaskan jutaan warga negara itu, menurut beberapa perkiraan.
Periode itu sekarang disebut oleh rakyat Korea Utara sebagai “Maret yang Sulit.”
Meskipun masa berkabung diadakan setiap tahun untuk kedua pemimpin, Kim Il-sung hanya berlangsung sepekan.
Kematian Kim Jong-il lebih baru, jadi biasanya memiliki masa berkabung 10 hari.
Tahun ini sedikit lebih lama karena ini adalah hari jadi yang ke 10. Warga negara dilarang menunjukkan apa pun selain kekhidmatan di depan umum saat negara memperingati masa hidup dan prestasinya.
“Selama masa berkabung, kita tidak boleh minum alkohol, tertawa atau terlibat dalam kegiatan rekreasi,” ungkap seorang penduduk kota perbatasan timur laut Sinuiju, di seberang Sungai Yalu dari Dandong China, mengatakan kepada Layanan Berita Korea RFA.
Sumber itu mengatakan bahwa belanja bahan makanan juga dilarang pada hari ulang tahun itu sendiri.
“Dulu banyak orang yang tertangkap minum atau mabuk selama masa berkabung ditangkap dan diperlakukan sebagai penjahat ideologis. Mereka dibawa pergi dan tidak pernah terlihat lagi," papar sumber tersebut.
“Bahkan jika anggota keluarga Anda meninggal selama masa berkabung, Anda tidak boleh menangis dengan keras dan jenazahnya harus dibawa keluar setelah selesai. Orang-orang bahkan tidak bisa merayakan ulang tahun mereka sendiri jika mereka jatuh dalam masa berkabung," ujar sumber tersebut.
“Polisi diberitahu sebelumnya untuk waspada terhadap orang-orang yang tidak terlihat berduka,” papar seorang penduduk provinsi barat daya Hwanghae Selatan mengatakan kepada RFA.
“Mulai hari pertama Desember, mereka akan memiliki tugas khusus untuk menindak mereka yang merusak suasana berkabung kolektif,” ungkap sumber kedua, yang meminta anonimitas untuk berbicara secara bebas.
Dia menambahkan, “Ini tugas khusus polisi selama sebulan. Saya mendengar bahwa petugas penegak hukum tidak bisa tidur sama sekali.”
Perusahaan-perusahaan milik negara dan kelompok-kelompok masyarakat juga diperintahkan untuk menjaga orang-orang yang kelaparan selama masa berkabung.
“Ketertiban dan keamanan sosial harus dipastikan, sehingga perusahaan bertanggung jawab mengumpulkan makanan untuk diberikan kepada warga dan karyawan yang tidak bisa masuk kerja karena kekurangan pangan,” papar sumber kedua.
“Warga juga harus bekerja sama untuk membantu kotjebi,” ungkap sumber kedua, merujuk pada jumlah pengemis jalanan tunawisma yang terus meningkat di Korea Utara.
“Masa berkabung yang panjang mengganggu kehidupan sehari-hari warga Korea Utara,” papar sumber kedua.
“Saya hanya berharap masa berkabung Kim Jong Il dipersingkat menjadi satu minggu, seperti masa berkabung Kim Il-sung,” kata sumber kedua.
“Warga mengeluh bahwa yang hidup terpaksa meratapi dua orang yang meninggal ini sampai mati,” tutur dia.
Editor : Fabyan Ilat