JAKARTA, iNews.id - Beberapa jenis obat penurun darah tinggi ini mempunyai cara kerja yang berbeda-beda, namun pada gilirannya dapat membantu penderita hipertensi menstabilkan tekanan darahnya.
Seperti kita tahu, penderita hipertensi perlu mengonsumsi obat-obatan tertentu untuk mengendalikan tekanan darahnya. Jika dibiarkan, hipertensi akan berkembang kepada penyakit-penyakit komplikasi lain yang berbahaya seperti gangguan pada mata, disfungsi seksual, stroke, gagal ginjal, hingga gangguan jantung.
Bila tekanan darah Anda di atas ambang batas normal atau 130/80 mmHg atau lebih, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan obat penurun darah tinggi.
Berikut daftar obat penurun darah tinggi beserta cara kerja dan efek sampingnya, dirangkum dari situs American Heart Association.
1. Diuretik
Obat penurun darah tinggi di urutan pertama yakni diuretik. Diuretik ini dapat membantu tubuh membuang kelebihan natrium atau garam dan air. Obat ini pada gilirannya dapat membantu mengontrol tekanan darah.
Obat sering digunakan dalam kombinasi dengan terapi resep tambahan. Beberapa obat diuretik dapat menurunkan suplai mineral potasium dalam tubuh Anda.
Beberapa gejala efek sampingnya yakni kram kaki hingga kelelahan. Jika dokter Anda merekomendasikan obat diuretik, Anda dapat mencegah kehilangan kadar kalium dengan meminum cairan atau tablet yang mengandung kalium.
2. Beta-blocker
Selanjutnya ada beta-blocker. Obat penurun darah tinggi yang satu ini bekerja dengan cara mengurangi detak jantung, beban kerja jantung dan output darah jantung, yang pada gilirannya juga membantu menurunkan tekanan darah.
Lihat juga: Ini 4 Posisi Tidur yang Baik untuk Kesehatan
Namun, ada beberapa kemungkinan efek samping seperti insomnia, tangan dan kaki dingin, kelelahan, detak jantung lambat, hingga kemungkinan impotensi yang dapat terjadi.
3. ACE inhibitor
Obat penurun darah tinggi di urutan berikutnya ada ACE inhibitor. Angiotensin-converting enzyme atau ACE inhibitor ini membantu tubuh memproduksi lebih sedikit angiotensin.
Angiotensin sendiri adalah bahan kimia yang menyebabkan arteri menjadi sempit. Dengan demikian, obat ini membantu pembuluh darah Anda lebih rileks dan terbuka, yang pada gilirannya, menurunkan tekanan darah. Ada beberapa kemungkinan efek samping dari penggunaan obat penurun darah tinggi yang satu ini.
Di antaranya saja ruam kulit, batuk kering dan batuk kronis, hingga dalam kasus yang jarang terjadi, kerusakan ginjal. Perempuan yang sedang hamil tidak boleh menggunakan obat ini.
4. Angiotensin II receptor blockers
Kemudian ada angiotensin II receptor blockers (ARB). Obat penurun darah tinggi ini memblokir efek angiotensin, bahan kimia yang menyebabkan arteri menjadi sempit.
ARB memblokir reseptor, sehingga angiotensin gagal menyempitkan pembuluh darah. Ini artinya, pembuluh darah tetap terbuka dan tekanan darah menurun.
Untuk efek sampingnya, ARB kemungkinan menyebabkan pusing atau sakit kepala. Sama halnya dengan ACE inhibitor, ARB juga tidak boleh digunakan untuk ibu hamil.
5. Alpha blockers
Obat penurun darah tinggi selanjutnya ada alpha blockers. Cara kerja obat-obatan ini yakni mengurangi resistensi arteri dan mengendurkan tonus otot dinding pembuluh darah. Sementara itu, untuk kemungkinan efek sampingnya yakni detak jantung yang lebih cepat dan pusing.
Lihat juga: Sering Capek Bisa Diakibatkan Depresi, Kenali 3 Gejalanya
Editor : Norman Octavianus