RUPANYA pasien kanker tidak hanya ditangani oleh satu orang dokter. Penanganan kanker membutuhkan terapi yang holistik, termasuk peran beberapa ahli.
Namun, fakta di Indonesia mengungkapkan bahwa dokter-dokter ahli yang terkait langsung dalam penanganan kanker belum begitu banyak. Ini yang kemudian menjadi masalah di masyarakat.
BACA JUGA: Ini Daftar Kapolda yang Dimutasi Polri
"Saat ini sumber daya manusia (SDM) kesehatan jumlahnya masih kurang dan ini memang jadi masalah kita," kata Sub-Koordinator Rumah Sakit Pendidikan Kementerian Kesehatan dr Wiwi Ambarwati, dalam webinar kesehatan, Selasa (2/11/2021).
Ia pun menerangkan bahwa sampai saat ini jumlah dokter-dokter onkologi di Indonesia berjumlah: 1. Dokter Spesialis Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik: 139 orang dengan sebaran di 17 provinsi. 2. Dokter Bedah Onkologi: 217 dokter dengan sebaran di 28 provinsi. 3. Dokter Spesialis Onkologi Radiasi: 118 dokter 4. Dokter Konsultan Onkologi dan Hematologi Anak: sekitar 80 dokter spesialis Dokter Karina Andini, Head of Partnership Docquity Indonesia, pun membenarkan hal tersebut.
"Jumlah dokter spesialis yang menangani kanker masih sedikit hingga sekarang," katanya.
Bukan hanya soal jumlah, sambungnya, masalah lain yang dihadapi Indonesia adalah lokasi dokter yang belum merata. Ini membuat pasien kanker di wilayah jauh dari akses dokter onkologi perlu menempuh perjalanan jauh sampai mendapatkan akses layanan. Hal tersebut, sambungnya, membuat sebagian besar pasien terdiagnosis kanker payudara, contohnya, dalam stadium lanjut.
BACA JUGA: Ini Rekam Jejak Irjen Pol Mulyatno, Kapolda Sulut yang Baru
"Data yang kami miliki, 70% pasien datang dengan stadium 3B kanker payudara," tambahnya. Dari masalah tersebut, apa dampak yang dirasakan? "Penanganan yang kurang optimal berdampak pada tingginya angka kematian dan rendahnya angka kesintasan," ungkap dr Dini.
Padahal, pada prinsipnya, masalah kanker dapat ditangani dengan baik jika pasien cepat mengetahui dan mendapat penanganan medis segera. "Deteksi dini itu penting dan jika pasien kanker stadium awal sudah mendapat penanganan, kesintasan mereka akan jauh lebih tinggi daripada yang terlambat mendapat penanganan," tambahnya.
Editor : Fabyan Ilat