GAZA, iNews.id - Sebuah keajaiban terjadi di Jalur Gaza, Palestina. Perang 11 hari Israel dan Palestina di Jalur Gaza pada Mei 2021 meninggalkan beberapa keajaiban.
Salah satu keajaiban itu rudal-rudal Israel tak meledak meskipun menghantam bangunan warga sipil.
Dalam salah satu peristiwa, sebuah rudal berukuran besar menghancurkan atap gedung permukiman kemudian mendarat tepat di atas tempat tidur.
Atap bangunan dan tempat tidur hancur akibat menahan beban rudal, tapi tak ada ledakan yang terjadi.
Dari ukurannya, bobot rudal tersebut diperkirakan mencapai ratusan kilogram. Petugas juga harus mengevakuasinya menggunakan alat berat.
Peristiwa tersebut terjadi di Khan Yunis. Dari foto dan video yang beredar, rudal berkelir putih tersebut berukuran panjang sekitar 2 meter dan berdiameter sekitar 50 sentimeter.
Para ahli peledak mengeluarkan rudal tersebut mengganakan alat berat dengan membobol dinding rumah.
Peristiwa ini bukan hanya terjadi di Khan Yunis, namun juga daerah lain. Hamas mengungkap ada 1.200 rudal serta peluru artileri Israel yang tak meledak setelah ditembakkan ke wilayah berpenduduk sekitar 2 juta jiwa itu selama perang 11 hari.
Pihak berwenang Gaza memusnahkan sekitar 1.200 rudal serta peluru artileri pada awal Juni, hampir sebulan setelah perang berakhir.
Peristiwa gagal meledaknya rudal dan peluru artileri Israel di satu sisi merupakan keajaiban. Seorang insinyur bahan peledak di Kementerian Dalam Negeri Gaza, Muhammad Miqdad, mengatakan jika seluruh bom yang dijatuhkan Israel meledak saat itu, dampaknya tak bisa dibayangkan.
Namun di sisi lain bisa menjadi masalah baru jika tak segera dihancurkan. Warga, terutama anak-anak yang tak mengenalinya bisa saja menjadikannya mainan, sehingga memicu ledakan.
Miqdad meminta badan-badan internasional untuk membantu otoritas mencari dan mengidentifikasi senjata-senjata Israel yang gagal meledak. Selain itu otoritas di Gaza juga membutuhkan peralatan pendukung.
Apalagi saat itu Israel sempat memblokir masuknya bantuan peralatan pelindung yang digunakan oleh tim penjinak bom.
“Ini membuat pekerjaan kami jadi lebih berat,” tuturnya, saat itu.
Perang Israel dan Hamas meletus sejak 10 Mei dan berakhir setelah 11 hari setelah dimediasi Mesir. Kedua pihak sepakat untuk gencatan senjata.
Selama pertempura 11 hari, sedikitnya 280 warga Gaza tewas, termasuk perempuan dan anak-anak. Sementara di pihak Israel korban tewas mencapai 12 orang.
Badan kemanusiaan PBB mengungkap, perang itu menghancurkan dan merusak hampir 450 bangunan di Gaza.
Di dalamnya termasuk enam rumah sakit dan sembilan pusat kesehatan.
Editor : Fabyan Ilat